About Incubus – A ghost-hunters tale:
Asal usul istilah Latin Akhir "incubus", yang mengacu pada mimpi buruk yang disebabkan oleh setan, dapat ditelusuri kembali ke kata Latin "incubō", yang berarti mimpi buruk atau sesuatu yang menimpa seseorang saat mereka tidur. Kata Latin ini, pada gilirannya, berasal dari "incubāre," yang berarti "berbaring" atau "menetas".
Salah satu referensi terdokumentasi paling awal tentang setan yang menyerupai inkubus berasal dari Mesopotamia sekitar tahun 2400 SM, khususnya dalam Daftar Raja Sumeria. Dalam teks kuno ini, ayah dari pahlawan Gilgamesh terdaftar sebagai "Lilu." Lilu digambarkan sebagai entitas yang mengganggu dan menggoda yang mengincar wanita saat mereka tidur. Selain itu, iblis perempuan lain bernama "Lilitu" disebutkan dalam teks, yang dikenal muncul di hadapan laki-laki dalam mimpi erotis.

Dua setan lain yang bersesuaian juga dijelaskan: "Ardat lili" dan "Idlu lili". Ardat lili mengunjungi laki-laki pada malam hari dan mengandung keturunan hantu bersama mereka, sedangkan Idlu lili berperan sebagai pendamping laki-laki, mengunjungi perempuan pada malam hari dan mendapatkan keturunan dari mereka. Nama "Ardat lili" berasal dari kata "ardatu" yang berarti "wanita yang cukup umur untuk menikah", sedangkan "Idlu lili" berasal dari kata "idlu" yang berarti "pria dewasa".
Features:
Awalnya, setan-setan ini diasosiasikan dengan badai, namun seiring berjalannya waktu, mereka menjadi terhubung dengan aktivitas malam hari, mungkin karena kesalahpahaman dalam etimologinya.
- Kepercayaan pada incubi dan succubi, masing-masing setan laki-laki dan perempuan, yang melakukan hubungan seksual dengan manusia sudah ada sejak abad pertengahan Eropa dan merupakan bagian dari cerita rakyat yang lebih luas seputar setan dan makhluk gaib. Entitas-entitas ini diperkirakan mengunjungi orang-orang, biasanya pada malam hari, dan melakukan tindakan seksual dengan mereka. Konsekuensi dari pertemuan seperti itu sering kali digambarkan sebagai hal yang negatif, seperti yang dijelaskan dalam pertanyaan Anda.
- Keturunan Penyihir, Setan, dan Manusia Cacat: Beberapa kepercayaan menyatakan bahwa persatuan dengan inkubus dapat menyebabkan lahirnya anak-anak penyihir, setan, atau cacat. Keyakinan ini berakar pada gagasan bahwa perkawinan ini pada dasarnya adalah dosa dan dapat menghasilkan keturunan yang tidak wajar atau jahat. Merlin, pesulap legendaris dari mitologi Arthurian, memang terkadang dikatakan sebagai ayah dari seorang inkubus, yang berkontribusi pada kemampuannya yang luar biasa.
- Kemunduran Kesehatan dan Keadaan Mental: Seperti yang Anda sebutkan, beberapa tradisi percaya bahwa aktivitas seksual berulang-ulang dengan incubi atau succubi dapat menyebabkan penurunan kesehatan fisik dan mental seseorang. Pertemuan-pertemuan ini sering digambarkan menguras tenaga dan melelahkan, dengan korban manusia mengalami kelelahan dan berbagai penyakit fisik.
- Kematian: Dalam kasus yang paling ekstrim, diyakini bahwa pertemuan terus-menerus dengan entitas setan ini dapat menyebabkan kematian. Idenya adalah bahwa inkubus atau succubus menguras kekuatan hidup atau jiwa korban selama pertemuan tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan kematian mereka.
Penting untuk dicatat bahwa kepercayaan ini adalah bagian dari cerita rakyat dan takhayul abad pertengahan dan tidak memiliki dasar apa pun dalam realitas ilmiah atau medis. Mereka sering digunakan untuk menjelaskan fenomena yang tidak biasa atau tidak dapat dijelaskan dan dibentuk oleh keyakinan agama dan budaya pada saat itu. Saat ini, gagasan-gagasan ini dianggap murni sebagai produk takhayul sejarah dan mitologi.
Incubus – A ghost-hunters tale Free Download:
In the Malleus Maleficarum, one of the five methods suggested for dealing with attacks by incubi is the practice of exorcism. The other four approaches include Confession, making the Sign of the Cross or reciting the Hail Mary, relocating the afflicted individual, and potentially excommunicating the attacking entity, which is seen as closely related to exorcism. In contrast to this, the Franciscan friar Ludovico Maria Sinistrari asserted that incubi do not respond to exorcism, displaying no fear or reverence for holy rituals or objects when approached.
One potential scientific explanation for the concept of incubi relates to sleep paralysis and hypnagogia. Both conditions often involve experiencing auditory and visual hallucinations. Common symptoms include sensations of being crushed or suffocated, tingling or vibrating sensations, hearing imagined voices or noises, sensing the presence of visible or invisible entities, and experiencing intense emotions such as fear or euphoria, and even orgasmic sensations. These hallucinations can be incredibly vivid, particularly the auditory hallucinations, which may resemble actual music being played nearby. Hypnagogic hallucinations often feature humanoid and animal figures, typically appearing shadowy or blurry, more frequently than in other hallucinogenic states.
Final Words:
The combination of sleep paralysis and hypnagogic hallucinations could lead individuals to believe that they are being held down by a malevolent entity, possibly giving rise to the belief in an incubus. The phenomenon of nocturnal arousal and related behaviors may also contribute to such beliefs, as individuals might attribute certain experiences to creatures, thereby alleviating feelings of guilt.
Furthermore, it's worth noting that some sexual assaults may have been falsely attributed to incubi in the past. Some authors speculate that individuals who committed acts of sexual assault, especially those targeting sleeping victims, may have claimed these actions were the work of demons to evade punishment. Robert Masello suggests that these crimes were often concealed with the help of friends or relatives, and the involvement of "spirits" was used to keep such acts secret.